Written By Labala Nusa Tenggara Timur on Selasa, 23 Desember 2014 | 05.34

Misteri Eksekusi Mati Imam Kartosoewiryo Terkuak

Kisah persahabatan yang berakhir tragis antara Muso, Soekarno, dan Kartosoewiyo, Trio sahabat yang harus berakhir Tragis karena perbedaan Idiologi, Muso Seorang Komunis, Soekarno Nasionalis, dan Kartosoewiryo Islamis.

Selama 50 tahun, pemerintah Soekarno dan Soeharto menyembunyikan lokasi eksekusi sang Imam untuk mencegah balas dendam dan reaksi para pengikutnya yang militan.
Selama ini Kartosoewiryo dipercaya masyarakat dieksekusi dan dikubur di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Bahkan ada makam yang disebut sebagai makam sang imam di sana. Ternyata salah besar.

Adalah sejarawan dan budayawan Fadli Zon yang membuka misteri yang tersimpan 50 tahun lalu itu. Lewat buku ‘Hari terakhir Kartosoewiryo: 81 Foto Eksekusi mati Imam DI/TII’, terungkap Kartosoewiryo dieksekusi mati dan dikuburkan di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu.

Buku foto ini merangkai perjalanan akhir sang imam. Mulai makanan terakhir yang dimakannya, perjalanannya ke pulau, hingga ditembak mati tentara dan disalatkan serta dimakamkan. “Sebuah fakta yang terkubur selama 50 Tahun, Kartosoewiryo dieksekusi September 1962,” kata Fadli dalam undangan peluncuran bukunya yang digelar di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (4/9), seperti dikutip muslimdaily.

Kartosoewiryo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) 7 Agustus 1949 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Soekarno kemudian mengirimkan tentara dari Divisi Siliwangi dan satuan-satuan lain untuk menumpas gerakan Kartosoewiryo. Peperangan gerilya di belantara Jawa Barat berlangsung lama. Baru tahun 1962 gerakan ini dipatahkan. Kartosoewiryo ditangkap tentara Siliwangi saat bersembunyi dalam gubuk di Gunung Rakutak, Jawa Barat tanggal 4 Juni 1962.

Soekarno menjatuhkan hukuman mati pada Kartosuwiryo. Sebenarnya, Kartosoewiryo adalah sahabat karibnya. Dulu Soekarno, Muso dan Kartosoewiryo sama-sama ngekos di rumah Tjokroaminoto di Surabaya. Tapi ketiganya akhirnya memilih ideologi dan jalan yang berbeda. Soekarno menjadi nasionalis, Muso menjadi komunis, sedangkan Kartosuwiryo menjadi Islamis. Nasib Kartosoewiryo pun berakhir diterjang timah panas regu tembak tentara Soekarno, mantan sahabatnya sendiri.

4 Permintaan Terakhir Kartosoewiryo Sebelum Eksekusi

Ditolak grasinya oleh Presiden Soekarno, Imam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII/TII) Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo meminta empat hal pada Soekarno sebelum eksekusi. “Ada permintaan terakhir bapak. Ada empat,” kata anak bungsu Kartosoewiryo, Sardjono, saat diskusi buku Hari-hari terakhir Kartosoewiryo di TIM, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).

Permintaan tersebut adalah bertemu dengan perwira-perwira terdekat Kartosoewiryo. Permintaan ini ditolak karena dikhawatirkan akan menimbulkan dampak politik. Permintaan kedua, eksekusi mati disaksikan perwakilan keluarga. Namun permintaan ini juga ditolak.
Permintaan yang ketiga, jenazah dikembalikan pada pihak keluarga. Ini pun juga ditolak oleh Soekarno. Baru permintaan yang keempat dikabulkan oleh Soekarno. “Permintaan keempat, agar dipertemukan dengan pihak keluarga untuk terakhir kalinya. Permintaan ini yang dikabulkan,” kata Sardjono Kartosoewiryo.

Sebelum dieksekusi, sang imam besar pun dipertemukan terlebih dahulu dengan keluarganya untuk terakhir kali. Mereka makan bersama dan mengobrol untuk terakhir kali di rumah tahanan militer, Jakarta. Setelah makan bersama, Kartosoewiryo kemudian dibawa ke Pulau Ubi dan ditembak mati regu penembak.

Imam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII/TII) Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo mengakhiri perjuangannya dan ditangkap bulan Juni 1962 oleh tentara Republik Indonesia. Dia kemudian diadili secara kilat dan dijatuhi hukuman mati. [Warawiri/Slm – Foto: Buku Fadli Zon]

Selama 50 tahun, pemerintah Soekarno dan Soeharto menyembunyikan lokasi eksekusi sang Imam untuk mencegah balas dendam dan reaksi para pengikutnya yang militan.

Selama ini Kartosoewiryo dipercaya masyarakat dieksekusi dan dikubur di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Bahkan ada makam yang disebut sebagai makam sang imam di sana. Ternyata salah besar.

Adalah sejarawan dan budayawan Fadli Zon yang membuka misteri yang tersimpan 50 tahun lalu itu. Lewat buku ‘Hari terakhir Kartosoewiryo: 81 Foto Eksekusi mati Imam DI/TII’, terungkap Kartosoewiryo dieksekusi mati dan dikuburkan di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu.

Buku foto ini merangkai perjalanan akhir sang imam. Mulai makanan terakhir yang dimakannya, perjalanannya ke pulau, hingga ditembak mati tentara dan disalatkan serta dimakamkan. “Sebuah fakta yang terkubur selama 50 Tahun, Kartosoewiryo dieksekusi September 1962,” kata Fadli dalam undangan peluncuran bukunya yang digelar di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (4/9), seperti dikutip muslimdaily.

Kartosoewiryo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) 7 Agustus 1949 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Soekarno kemudian mengirimkan tentara dari Divisi Siliwangi dan satuan-satuan lain untuk menumpas gerakan Kartosoewiryo. Peperangan gerilya di belantara Jawa Barat berlangsung lama. Baru tahun 1962 gerakan ini dipatahkan. Kartosoewiryo ditangkap tentara Siliwangi saat bersembunyi dalam gubuk di Gunung Rakutak, Jawa Barat tanggal 4 Juni 1962.

Soekarno menjatuhkan hukuman mati pada Kartosuwiryo. Sebenarnya, Kartosoewiryo adalah sahabat karibnya. Dulu Soekarno, Muso dan Kartosoewiryo sama-sama ngekos di rumah Tjokroaminoto di Surabaya. Tapi ketiganya akhirnya memilih ideologi dan jalan yang berbeda. Soekarno menjadi nasionalis, Muso menjadi komunis, sedangkan Kartosuwiryo menjadi Islamis. Nasib Kartosoewiryo pun berakhir diterjang timah panas regu tembak tentara Soekarno, mantan sahabatnya sendiri.
4 Permintaan Terakhir Kartosoewiryo Sebelum Eksekusi

Ditolak grasinya oleh Presiden Soekarno, Imam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII/TII) Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo meminta empat hal pada Soekarno sebelum eksekusi. “Ada permintaan terakhir bapak. Ada empat,” kata anak bungsu Kartosoewiryo, Sardjono, saat diskusi buku Hari-hari terakhir Kartosoewiryo di TIM, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).

Permintaan tersebut adalah bertemu dengan perwira-perwira terdekat Kartosoewiryo. Permintaan ini ditolak karena dikhawatirkan akan menimbulkan dampak politik. Permintaan kedua, eksekusi mati disaksikan perwakilan keluarga. Namun permintaan ini juga ditolak.

Permintaan yang ketiga, jenazah dikembalikan pada pihak keluarga. Ini pun juga ditolak oleh Soekarno. Baru permintaan yang keempat dikabulkan oleh Soekarno. “Permintaan keempat, agar dipertemukan dengan pihak keluarga untuk terakhir kalinya. Permintaan ini yang dikabulkan,” kata Sardjono Kartosoewiryo.

Sebelum dieksekusi, sang imam besar pun dipertemukan terlebih dahulu dengan keluarganya untuk terakhir kali. Mereka makan bersama dan mengobrol untuk terakhir kali di rumah tahanan militer, Jakarta. Setelah makan bersama, Kartosoewiryo kemudian dibawa ke Pulau Ubi dan ditembak mati regu penembak.

Imam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII/TII) Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo mengakhiri perjuangannya dan ditangkap bulan Juni 1962 oleh tentara Republik Indonesia. Dia kemudian diadili secara kilat dan dijatuhi hukuman mati. [warawiri/Slm – Foto: Buku Fadli Zon]

Makan Siang Terakhir Bersama Keluarga

Kartosoewiryo Renta di detik Terakhir

Kartosoewiryo menyeberang pindah ke kapal LCM (landing craft mechanized) untuk menuju Pulau Ubi tempat eksekusi dilaksanakan.

Dokter mengancingkan baju setelah memeriksa Kartosoewiryo.

Dengan mata ditutup dengan kain putih, Kartosoewiryo dituntun menuju tempat eksekusi

Dengan mata ditutup dengan kain putih, Kartosoewiryo dituntun menuju tempat eksekusi.

Dengan mata ditutup dengan kain putih, Kartosoewiryo diikat di tempat eksekusi.

Persiapan Proses Pelaksanaan Eksekusi

Komandan regu tembak, memberikan tembakan terakhir.

Tersisa Jasad, Ruh sang Imam Menghadap Tuhan,
dan siap bertanggung Jawab


G+

Anda baru saja membaca artikel tentang Detik-Detik Terakhir Imam Kartosoewiryo. Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan email anda dibawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Animalisme Kesejagatan
feedburner

1 komentar:

talisahabersham mengatakan...

The Top Casino Apps in Colorado 2021
It's hard 할리우드배우노출 to say 강인경 마루에몽 how many games can you play on 승부사 온라인 환전 the casino app? This app is great for getting a lot of 피망 포커 머니 상 casino and slots games to 룰렛 확률 play. The selection of

Animalisme Kesejagatan © 2014. All Rights Reserved.
Template animalismekesejagatan By SEOCIPS.COM , Powered By Blogger